Pengalaman Mengikuti Model United Nation (MUN) PBB
Halo! Saya Niken Ayu Salaban dari Medan. Saya merupakan salah satu mehasiswa sekolah vokasi di IPB. Pada kesempatan ini, saya ingin sharing pengalaman saya selama mengikuti MUN atau Model United Nation PPB. Semoga pengalaman saya bisa memberikan informasi yang kamu butuhkan terkait MUN. Untuk info beasiswa lain, silahkan click disini.
Baca juga: Jasa Penerjemah Tersumpah
MUN adalah program PBB simulasi akademik dan non-akademik yang membahas isu-isu global. Program MUN biasanya diadakan di negara yang berbeda, dan diberi nama berdasarkan lokasi MUN tersebut. Sebagai contoh, MUN yang diadakan di Jakarta akan di beri nama JMUN (Jakarta Model United Nation), atau Bali Asian MUN (BAIMUN) yang diselenggarakan di Bali.
Nah, saya merupakan salah satu peserta MUN yang diadakan di Malaysia, tepatnya Taylor’s University. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari pada tanggal 21 – 24 November 2019. MUN Malaysia ini diselenggarakan oleh Australian embassy dan The UN Organisation. Sebanyak 40 negara menghadiri acara ini, beserta 6 commitess dan 600 orang/delegasi.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa AAS di Australia
Tema MUN Malaysia adalah “Where Yout Voice Matter. MUN Malaysia kali ini memiliki 6 council, yaitu: UNDP (United Nations Development Programme), UNHCR (United Nations High Commission For Refugges), WHO, WTO, UNSC (United Nations Security Council), dan ICJ (International Court of Justice). Saya sendiri mendapat topik seputar WTO atau World Trade Organization.
Saya mengikuti MUN Malaysia secara berkelompok bersama satu teman seangkatan dan seorang kakak tingkat. Info terkait program ini saya dapatkan dari teman sekolompok saya itu. Awalnya, saya tidak tertarik mengikuti program ini. Namun, setelah saya mencari tahu lebih dalam, mulai tumbuh keinginan saya untuk mengikuti MUN Malaysia ini.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa KGSP di Korea Selatan Jalur Embassy
Untuk bisa menjadi delegasi, yang jelas, kamu harus memiliki komitmen kuat. Karena ada biaya yang harus kita tanggung sendiri, walaupun terkadang universitas bisa memberikan bantuan biaya. Saya sendiri mengeluarkan dana sekitar US$ 240 (sekitar Rp. 3.4 juta). Setiap universitas bisa jadi memiliki tahapan dan penilaian yang berbeda dalam memilih delegasi. Namun, di IPB, saya tidak perlu menempuh tahap penyelisihan dan wawancara. MUN pun tidak mengharuskan pendaftar delegasi memiliki background organisasi tertentu ataupun standar nilai IPK tertentu.
Dalam MUN Malaysia, Saya terpilih menjadi delegasi China dan membahas isu seputar WTO, tepatnya isu terkait ‘Brexit in Global Trade System”. Sebulan sebelum MUN dimulai, saya dan teman saya mendapat materi dari MUN untuk pelajari. Tentu saja materi tersebut tidaklah cukup. Saya rajin menggali di internet terkait isu tersebut dan dampaknya pada China.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa LPDP
Selain itu, saya juga berlatih berbicara di depan banyak orang. Latihan seperti ini perlu dilakukan agar dapat mengemukakan pendapat dengan lebih tenang pada hari H nantinya. Tambahan materi yang dicari di internet, berguna untuk mendukung dan membuktikan pendapat kita. Karena, segala materi harus bisa dibuktikan. Jangan lupa juga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, ya!
Selema kegiatan MUN berlangsung, pihak MUN memberikan pilihan apakah si delegasi akan mengemukakan pendapat atau tidak. Perlu diketahui jika MUN tidak hanya merupakan ajang debat, namun juga sarana untuk mencari solusi terkait isu yang diangkat. Setiap delegasi diharapkan memahami dampak dari isu tersebut, dan dapat membarikan solusi terlebih untuk negara yang dibawa. Sebab itu, pada akhirnya setiap delegasi akan tetap mengemukakan pendapat. Kegiatan di MUN berlangsung tanpa menggunakan gadget selain laptop untuk mempersiapkan materi. Nah, karena dari itu saya dan tim saya sudah mempersiapkan hard copy dari rumah.
MUN Malaysia memiliki 5 kategori penghargaan. Delegasi yang terpilih akan membawa pulang piagam penghargaan. Kelima kategori tersebut adalah Best delegate, Outstanding delegate, Best Position Paper, Honourable mention, dan Verbal mention. Tim saya dan seorang mahasiswa IPB S1 masuk sebagai nominasi Best delegate.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa Unggulan